YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 05 Februari 2013

Penderitaan Diatas Menulis Laporan

foto : Dina Mustika R.
foto :Dina Mustika Rini



Seperti “kapal pecah”, itu yang terlihat di kesekretariatan Manifest. Pemandangan yang tidak enak dipandang, kertas berhamburan dimana-mana memenuhi ruangan kesekretariatan Manifest. Bukan karena terjadi aksi kejahatan seperti pembobolan dan pencurian, atau mungkin bencana angin topan menyusup kedalam yang mengakibatkan pemandangan tersebut timbul. Penyebabnya adalah para penghuni Manifest itu sendiri, termasuk aku.

Bulan Desember- Januari 2012 menjadi bulan penuh penderitaan dirasakan para penghuni Manifest yang menyandang status mahasiswa FTP jurusan THP 2011. Dan  juga dirasakan teman-teman THP 2011 lainnya. Kesekretariatan  LPM Manifest dijadikan sebagai tempat ‘pelampiasan penderitaan’ ku dan kawan-kawan Manifest yaitu Dina, Desi, Dita, dan Sekar. LPM yang diartikan sebagai Lembaga PERS Mahasiswa seakan berganti menjadi kesekretariatan ‘Lembaga Penulisan Mahasiswa’. Penulisan yang bukan mengarah pada tulisan jurnalistik atau yang berkaitan dengan jurnalisme, melainkan penulisan laporan praktikum secara manual yaitu ditulis tangan. Memang bagi mahasiswa FTP sudah tidak asing lagi mendengar  laporan praktikum, karena itu seperti suatu ‘tradisi’ yang turun temurun diwariskan.
Hari itu pusing, capek, letih, lemah, lesu, lunglai yang aku dan teman-teman manifest rasakan. Bagaimana tidak bulan Desember- Januari yang biasanya menjadi bulan tenang bagi fakultas lain, tidak berlaku bagi FTP khususnya mahasiswa jurusan THP 2011. Karena harus melakukan praktikum beberapa matakuliah dan tentu saja juga harus membuat hasil laporan praktikum. Tetapi laporan praktikum semester 3 kali ini seperti ‘sistem kerja rodi’. Bayangkan saja dalam bulan Desember- Januari 2012 tercatat 19 laporan praktikum dari tiga matakuliah yang dikerjakan. Waktu yang digunakan pun tidak efisien dan merugikan mahasiswa sendiri. Sungguh membuat aku  dan teman-teman harus menguras waktu, pikiran, tenaga karena sampai makanpun kita tak ingat. Sempat pula ajakan hang out atau sekedar jalan-jalan  dari teman SMA aku tunda, karena deadline laporan yang harus diselesaikan.
Di Sekret mulai pagi hingga malam menjelang, aku dan teman-teman menatap layar monitor mencari refrensi, tak henti-hentinya menulis berlembar-lembar sampai tangan rasanya sakit untuk digerakkan. Terkadang luapan emosi berupa umpatan-umpatan pun keluar disela-sela menulis laporan mungkin karena kepenatan otak yang dirasakan. Dan juga terkadang kita seakan membisu tenggelam dalam keseriusan. Pemandangan tersebut  sudah biasa terlihat pada saat itu. Sangat menyiksa.
Sekarang untuk sementara waktu aku dan teman-teman bisa bernafas lega karena sudah melewati bulan penderitaan penuh laporan praktikum itu.  Dan akhirnya bisa menikmati sisa waktu liburan meskipun sedikit. Mungkin harapanku semester kedepan waktu praktikum harus lebih terjadwal secara sistematis dan efisien agar tidak merugikan bagi mahasiswa sendiri. So, selamat tinggal praktikum, aku tidak akan pernah merindukanmu. (hehe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar