YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 13 Juni 2013

Tanpa Inisial



Kembali menuju memori kecil yang  cukup lama yaitu beberapa bulan  semester empat awal. Saat itu seperti  biasa suasana sore hari disekitar  kesekretariatan riuh oleh para penghuni kampus dengan kesibukan masing-masing yang mereka lakoni. Aku berjalan menuju tempat parkiran motor yang tak jauh dari kesekretariatan. Bergegas pulang setelah aktifitas yang cukup melelahkan.
Ditengah-tengah perjalanan, aku menyapa seorang lelaki yang kukenal yaitu kakak angkatan yang dulunya merupakan senior paskibra di SMA. Dengan sapaan biasa yang tak terlalu formal, sekedar bersikap ramah dan memanggilnya “mas”. Maksudku menyapa untuk berpamitan pulang. Dia membalas dengan jawaban yang sangat singkat dan dibubuhi dengan senyuman.
Dia sibuk ber- Wall Climbing  bersama beberapa temannya. Wall Climbing tersebut berada sebelah timur parkiran motor, tepat dibawah rimbun pohon besar. T ingginya  sekitar kurang lebih 4 meter, tetapi cukup mengasah adrenalin bila memanjatnya. Tiba- tiba salah satu temannya yang tak kukenal siapa, SKSD (sok kenal sok dekat) mengajakku bermain Wall Climbing  “sini dek, gak mau main” disertai dengan guyonan. Spontan aku menolak ajakan mereka dengan tertawa candaan pula. Kemudian berlalu mengambil motor dan pulang. 

Beberapa minggu kemudian,  panas merambat dipelataran parkiran motor kesekretariatan. Aku  bersama seorang teman berjalan dari sekret Manifest menuju dekanat untuk menyerahkan proposal kegiatan.  Melewati parkiran kesekretariatan,  terdapat dua gazebo  modern merupakan yang biasa dijadikan tempat nongkrong  para mahasiswa . Kemudian menuju parkiran umum didepan Food Court. Dari kejauhan, sepeti tak asing- benar lelaki SKSD itu lagi  berada diparkiran motor bersama temannya. Tak tahu apa yang mereka lakukan, aku bersikap biasa saja . Seingatku waktu itu  sambil menghitung uang receh, lupa untuk apa.  Karena terlalu fokus menghitung uang receh sampai uang logam senilai Rp100 terjatuh menggelinding. Dan tak kuduga, berhenti menggelinding didepan lelaki SKSD itu. Tanpa pikir panjang, aku pungut uang logam tersebut. Seketika lelaki itu berkata “loh, loh gak mau disumbangin ke aku ta uangnya dek?”.  Aku tersenyum padanya meskipun dalam hati “opo ae jare mas iki maksud e?”.
Tak tahu kenapa saat kejadian kedua itu aku  mulai penasaran dengan orang aneh itu? tak tahu alasan yang jelas, tapi aku ingin tahu dulu siapa namanya. Kemudian aku menanyakan langsung kepada temanku yang satu organisasi dengannya. Temanku juga kebingungan, siapa orang yang kumaksud. Dengan segala penjelasan ciri-ciri lelaki SKSD itu, menyebut nama-nama ini itu dan malah berakhir dengan gojlokan-gojlokan nyeleneh. Yah  sudahlah, daripada mereka berpikiran macam-macam tentang aku kepada lelaki tanpa inisial itu. Lupakan saja.
******
Untuk ketiga kalinya,   guyonan yang ‘menyentil’ terulang lagi. Setelah selesai FTP fair aku dan temanku kembali menuju sekret. Sangat kebetulan, dia (lelaki SKSD) asik mengobrol dengan teman-temannya di depan kantin. Tertawa mereka cukup keras. Entah apa yang mereka semua bicarakan.  Aku tidak mau tahu.  Anehnya,  masih sempat aku melihat kearahnya  dan benar dia membalas tatapanku. Reflek,  aku memalingkan kearah lain. Saat itu aku membawa kotak box berisi sisa produk yang tak terjual.   Dan berjalan biasa, mengobrol dengan temanku meskipun sedikit malu berjalan didepan gerombolannya. Haish.. tepat saat aku berjalan  didepannya terlontar dari mulutnya “ eh, masih ada jualannya ta? Sini tak jualin dek”.  Bukannya aku merasa kege-eran atau apalah itu, tetapi dia membuatku salting (salah tingkah).  Kenapa dia lagi dan dia lagi?
Sudah ketiga kali dia melakukannya. Umpatan- umpatan dalam hati pun keluar  “Dasar lelaki!  Apa selalu itu yang dia lakukan jika ada perempuan berjalan didepannya? Mencoba menggoda ataukah hanya keisengan? Memang kebanyakan laki-laki seperti itu.” Yah, benar terserah dia mau melakukan apa.
Tetapi  lebih  tak biasa lagi, akhir- akhir ini aku sering melihat dia.   Pagi, siang , sore, malam sliweran seperti strika pakaian, berjalan didepan kesekretariatan Manifest menuju ke kamar mandi atau ke kesekretariatan lain.  Lalu lalang seperti menyambangi sanak saudaranya.Terkadang  berpapasan, memasang wajah dan bersikap biasa saja. (Pernyataan yang aneh, memangnya harus bersikap seperti apa?)
  Lelaki tanpa inisial dengan gaya slengekan,  penampilannya yang cuek  ala kadarnya menarik sedikit mata ini untuk memperhatikan ketika berada didepanku . Siapa dia, aku tak tahu? Apa alasannya, aku tak tahu? Biarlah mungkin ini hanya sementara, iya SEMENTARA.  Tak mau terlalu cepat menyimpulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar