Entah
aku sekarang ingin menuliskan hal yang tak begitu penting. Tentang sesuatu yang
ada dipikiranku, beberapa bulan ini. Sebuah keputusan yang harus aku ambil. Seolah
seperti memvonis hukuman terhadap terdakwa yang melakukan kejahatan. Mungkin permasalahannya
sangat jauh dengan hal tersebut. Keputusan yang berhubungan dengan perasaan
sedikit mengganggu- seseorang atau lebih tepatnya sebut saja lelaki.
Awalnya
aku tak berniat mengenalnya karena dia orang yang begitu asing. Bukan dari
ruang lingkup teman organisasi, bukan juga teman satu kampus. Perkenalan lewat
perantara dari seorang kawan, seperti kabel penghubung yang
mengkoneksikannya. Singkat dan signal
tak begitu kuat, itu yang aku rasakan.
Ketika kedekatan itu semakin ada, perasaan bimbang mulai timbul. Kebimbangan yang menyelimuti perasaan yang sama sekali abstrak. Ada yang mengganjal, lebih tepatnya perasaan bersalah. Sebuah pemberian harapan palsu yang ku berikan kepadanya. Dan itu yang membuatnya selalu menunggu, menunggu jawaban yang tak pasti.
Ketika kedekatan itu semakin ada, perasaan bimbang mulai timbul. Kebimbangan yang menyelimuti perasaan yang sama sekali abstrak. Ada yang mengganjal, lebih tepatnya perasaan bersalah. Sebuah pemberian harapan palsu yang ku berikan kepadanya. Dan itu yang membuatnya selalu menunggu, menunggu jawaban yang tak pasti.
Mungkin
sebagian orang disekitarku mengangggap semua yang kulakukan sangatlah tega dan
tidak peka. Dengan beberapa parameter yang dimilikinya, ungkapan perasaan yang
tulus darinya, perhatian, pengertian dan beberapa aspek yang mendukung lainnya,
sekiranya itu yang bisa meluluhkan perasaan ini. Tapi malah sebaliknya tak ada sesuatu
yang spesial, semua yang kulewati bersamanya terasa biasa saja. Bahkan tak ada
getaran apapun yang menginginkan untuk
selalu bertemu dengannya ataupun ketika kebersamaan tercipta.
Seorang
kawan pernah berbicara padaku, “ kenapa gak kamu coba jalani dulu saja”. Seketika
aku berpikir dan mencoba mencerna maksud dari kata-katanya. Sama saja aku
menerima perasaaan darinya dan aku tak ada perasaan sedikitpun untuknya, apakah
aku tidak semakin tega. Apakah aku sama saja dengan menusuknya dari belakang
dan membuat bertambah menyakiti perasaannya.
Bagiku
sebuah hubungan tak bisa dibuat main-main ataupun dijadikan seperti kelinci
percobaan. Karena ini menyangkut hati atau perasaan manusia. Aku jadi teringat
kata-kata dari salah satu kawan yang selalu kuingat sampai saat ini, yaitu
Apabila kita menyakiti seseorang dan meminta maaf kepadanya, Tetapi dari pihak
tersebut tak memaafkan. Maka sampai matipun dosa itu akan terus dibawa.
Satu
hal lagi hidup itu sebuah pilihan. Bagaimana kita bisa memilih antara yang baik
ataupun buruknya bagi hidup kita. Sebuah jalan hidup yang berhak kita tapaki. Sebuah
keputusan yang harus kita ambil. Dan semuanya pasti ada resiko dan konsekuen
yang harus dihadapi. Sama seperti dunia yang penuh dengan kerumitan yaitu
Cinta.
~ ♥ ~ yang dikagumi terkadang tidak mengerti ~ ♥ ~
~ ♥ ~ yang dirindukan terkadang tidak tahu ~ ♥ ~
~ ♥ ~ yang dicintai terkadang tidak merasa ~ ♥ ~
~ ♥ ~ yang diinginkan terkadang tidak sejalan ~ ♥ ~
~ ♥ ~ dan yang tidak disangka terkadang terjadi ~ ♥ ~
~ ♥ ~ yang dirindukan terkadang tidak tahu ~ ♥ ~
~ ♥ ~ yang dicintai terkadang tidak merasa ~ ♥ ~
~ ♥ ~ yang diinginkan terkadang tidak sejalan ~ ♥ ~
~ ♥ ~ dan yang tidak disangka terkadang terjadi ~ ♥ ~
love is
complicated
Tidak ada komentar:
Posting Komentar